Dogiyai dengan Diskriminasi | Ewawa Magazine
Dogiyai adalah salah satu kota yang terletak di Papua
Tengah yang berada di tengah gunung-gunung yang terjal dan alam yang dingin dengan
lembah Kamuu yang mempersona. Tanah nya yang subur melimpah akan hasil bumi nya
dan penghuni nya yang rama tama. Disana beberapa suku, agama dan Budaya saat
ini yang ada. Penduduk nya sekitar 116.206 yang tingal disana.
Dulu saya sekolah di Dogiyai SD (Sekolah Dasar) dan SMP
(Sekolah Menengah Pertama) dan saya sendiri yang melihat dan merasakan perlakuan
diskriminasi terhadap orang asli Dogiyai kata salah satu mahasiswa yang sedang
menempuh pendidikan nya di luar negeri.
Menurut dia, orang-orang pendatang atau immigrant
tidak pernah berinteraksi atau berteman sama penduduk asli disana mereka anggap
kami itu tidak tau apa-apa dan kurang berpendidikan. Pada hal kami hargai
mereka sebagai warga negara yang beradab namun opini mereka lain.
Contoh lain, karena masyarakat nya mayoritas kristen,
orang pendatang yang kristen mereka tidak pernah gabung sama gereja yang milik
orang asli Dogiyai. Ini salah satu diskriminasi yang di lakukan oleh orang
pendatang. Seharusnya mereka menyesuaikan diri dengan gaya ibadah disana bukan
bangun gedung Gereja baru apa bila Negara West Papua ini di anggap bagian dari
Indonesia.
Hal lainnya, konstruction juga di kuasai oleh
immigrant dari indonesia yang dalamnya tidak ada orang asli Papua yang terlibat.
Ini etika yang tidak patut di lakukan, seharusnya di libatkan masyarakat adat
yang punya hak atas tanah nya sendiri malah di diskriminasi, ini kan aneh.
Coba kita lihat dari sisi bisnis, jika kita pertimbangkan
usaha bisnis antara penduduk asli dengan masyarakat pendatang, pendatang yang
lebih maju dari pada masyarakat asli disana karena usaha mereka adalah pake hasil
bumi disana tanpa bantuan pemerintah. Contohnya usaha ternak babi, ayam dan
lain-lain sedangkan punya immigrant itu bawa masuk produk yang dari luar Kabupaten
Dogiyai untuk jual beli maka produk mereka banyak yang laku disana dan mereka
jadi kaya raya dan bangun rumah mewah di kampung mereka sendiri. Bisnis di Dogiyai rata-rata milik para pendatang semua.
Disini kita bisa lihat dimana diskriminasi itu. Pada
hal masyarakat nya tinggi akan kasih kepada sesama umat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang mulia. Ini bukan di Dogiyai saja tetapi juga seluruh tanah
West Papua dari dulu kini sedang dan akan terjadi selagi masih dalam genggaman NKRI.
Saya sebagai mahasiswa West Papua khusus nya di
Dogiyai, hati ini sedih sekali apa bila melihat perlakuan seperti itu. Ini bukan
di lakukan oleh Negara Indonesia saja tetapi juga oleh masyarakat immigrant yang
sedang menghuni di tanah Papua salah satunya adalah Kabupaten Dogiyai. Seakan-seakan
mereka kongkalikon antara masyarakat pendatang bersama Pemerinta Indonesia untuk
memusnahkan masyarakat adat di bumi Papua.
Saya berharap mereka sadar akan apa yang mereka perbuat
terhadap orang asli West Papua khusunya di Dogiyai karena Agama kami tidak
pernah mengajarkan untuk dibeda-bedakan karena Tuhan ciptakan semua sama. Kata
Tuhan Kasihilah sesama mu seperti diri mu sendiri.
Selamat membaca article ini
God Bless
@melki-bobii
Alamat: Honai 22
USA08/10/2023
Comments
Post a Comment