Masyarakat Dogiyai Ambang Tersingkirkan | Ewawa Magazine
Efek dari kedatangan nya Kabupaten Dogiyai adalah mengundang
imigrasi-imigrasi dari luar Provinsi Papua seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera dan
lain hingga di Kota Dogiyai sudah banyak dari sebelum tahun 2007-an. Saya
sebagai warga Kabupaten Dogiyai saya sendiri melihat kedatangan imigrasi-imigrasi
di Dogiyai. Saya melihat kedatangan bukan orang Papua karna mulai bertambah nya
kios-kios atau tempat jualan mereka dengan muka-muka baru itu sekitar tahun
2007an dan 2008 dari situlah mulai bertambah kehadiran dari pada para pendatang-pendatang
karena ketika saya pergi ke Pasar Moanemani, saya sering melihat muka-muka baru.
Sebelum tahun 2007 dan 2008 itu pula pasti ada kedatangan imigran-imigran namun
karna saya masih kecil saat itu jadi belum melihat kedatangan mereka dan saya
melihat saat saya duduk SD (Sekolah Dasar) kelas 6 tahun 2007 karena saya
sering ke pasar Moanemani and tahun 2008 saat saya kelas I SMP Negeri 1 Kamuu
di Dogiyai pun mulai muncul-muncul wajah-wajah baru. Ada beberapa faktor
penyebab nya kenapa mereka mulai bertambah.
Yang pertama adalah masalah jual tanah yang banyak-banyak
kepada imigran-imigran dengan harga yang murah dan ini peluang bagi mereka beli
tanah dan kesempatan untuk mendatangkan keluarga mereka dari luar tanah Papua
untuk mencari nafka dan menduduki di tempat tersebut. Maka itu jangan pernah
coba-coba orang asli Papua jual tanah kepada pendatang khusus nya Kabupaten
Dogiyai karna orang Dogiyai akan di singkirkan jika kita jual sembarangan
kepada mereka. Contohnya, kita melihat Merauke adalah salah satu Kabupaten yang
orang pendatang terbanyak dari yang lain di tanah Papua dan telah dipenuhi tanahnya oleh imigran. Ini
adalah pelajaran buat Kabupaten-Kabupaten yang lain untuk melindungi dan mejaga
tanah leluhur kita West Papua.
Selanjutnya adalah kedatangan Provinsi Pepua Tengah juga
mengundang imigran-imigran dari luar Pulau Papua yang akan dampak nya merugikan
hak ulayat kami. Kehadiran Provinsi ini juga akan di kuasai oleh orang-orang pendatang
apa lagi kalau kepala bagian nya di duduki oleh bukan orang asli Papua khusus
nya di Dogiyai. Karena Provinsi telah hadir otomatis mereka undang imigran-imigran
untuk bekerja dan menduduki di wilyah Dogiyai karena kalau mereka bangun
Gedung-Gedung yang belum bangun saat ini maka itu kesempatan untuk mereka
datang cari makan di Dogiyai. Maka itu masyarakat Dogiyai harus kritik kepada Pemerintah
bahwa harus utamakan orang asli Dogiyai untuk menduduki dimana tempat pekerjaan
yang kosong.
Berikutnya di tahun 2018 saya libur ke Dogiyai-Papua dan saya
melihat sudah banyak jumlah orang pendatang yang telah bertambah karena saya perhatikan
wajah Dogiyai nya yang berbedah dengan waktu saya masih SD dan SMP terus ada
banyak bangunan yang telah bangun yang dulu nya adalah kebun milik masyarakat dan
ada pula tanah kosong tiada rumah. Dan dari situlah saya sadar bahwa kita orang
Dogiyai sedang disingkirkan pelan-pelan dan kemungkinan besar dalam puluan atau
ribuan tahun yang mendatang akan seperti Merauke yang penuh dengan orang
pendatang, apa bila kita jual tanah kepada orang pendatang.
Penutupnya adalah saya sebagai Mahasiswa Dogiyai-Papua yang
sedang menempuh pendidikan di luar Papua sangat sedih melihat ini semua dan
saya pesan kepada samua keluarga saya yang ada di Dogiyai bahwa jangan pernah
jual tanah kepada orang-orang pendatang kita harus lindungi tanah, dan alam kita
Papua. Saya sangat keras melarang jual tanah atau ibu kami karena efek buruknya
akan dampak kepada kita orang Dogiyai. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh
orang Papua khususnya Dogiyai adalah bahwa harus sadar diri dengan apa yang
kalian lakukan dan apa yang sedang terjadi diatas bumi kita Dogiyai-West Papua?
dan mari kita bersatu untuk membangun bersama negeri tercinta ini. Apa bila ada
lowongan kerja harus orang asli Dogiyai yang dipertamakan untuk mensejahterakan
orang Dogiyai dan selamatkan yang nanggur.
Penulis : @melki-bobii
Alamat: Honai 22
USA09/18/2023
Comments
Post a Comment